Minggu, 25 Agustus 2013

renungan 1 malam

masih ditempat yang sama disetiap saatnya merenung. jam udah nunjukin pukul 1 dini hari. mata masih aja gak mau merem. dan hati ini masih saja tetap gelisah.

gelisah? iya kata ini yang membuat gue susai tidur selama 3 hari belakangan ini. kenapa? entah lah. gue ngerasa selalu sakit kalo inget hal ini. selalu diem dan mengalah itu yang biasa gue lakuin. gak tau sampe kapan gue harus bersikap kayak gini.

sebenernya gue bingung banget sama orang yang gampang banget bilang sahabat sama orang lain. gue pun pernah ribut sama temen gue gara-gara ini. dia yang menganggap gue sahabat dan gue yang menganggap dia hanya teman. yah hanya teman. dan sekarang gue punya alesan kuat kenapa gue tidak mudah menganggap orang lain sebagai sahabat gue.

menurut gue sahabat itu, kayak bintang di malem hari. cuma pelengkap dari indahnya malam. tanpa bintang pun, malam akan terus berganti hingga terbitnya matahari. bintang pun akan tetap ada selama pagi atau siang hari. hanya aja cahayanya kalah terang dengan matahari. tetapi bintang masih tetap menghargai matahari ataupun bulan. *ini perumpamaan maksa sih. oke skip*

gue butuh sahabat yang bisa mengingatkan gue ketika gue salah, dan yang bisa mendukung apapun keputusan yang gue ambil. kalaupun keputusan yang gue ambil itu bertentangan dengan prinsip dia, toh gue cuma minta sahabat itu mensupport apapun keputusan gue. oke kalau gue tidak bisa diingatkan dengan kesalahan yang gue buat, tetapi menghargai keputusan orang lain gak dosa kan. gue cuma minta satu hal itu aja kok dari sahabat gue.

jujur. sampai detik ini gue belom bisa nemuin sahabat gue. kecuali nyokap gue. maaf kalo ada yang tersinggung sama statement gue ini. tapi gue hanya menyampaikan apa yang gue rasa. dan kalau gak suka. yah gak usah dibaca. life is so simple.

dan gue pun menerapkan hal yang sama yang gue mau. mengingatkan ke temen gue jika mereka ngelakuin kesalahan. dan tetap menghargai apapun keputusan yang mereka buat. tetapi kalo niat baik gue ini di anggap lain oleh orang lain, yah terserah kalian aja mau kayak gimana. toh yang tau isi hati gue cuma Allah. cuma Allah yang berhak menilai hati seseorang.

kadang kita memang harus belajar ditinggal orang lain supaya kita bisa jauh lebih dewasa dalam menyikapi hidup. dan bisa lebih menghargai keberadaan orang lain. ya Allah kasih cobaan memang selalu ada hikmahnya.

sekali lagi ini cuma renungan dikala gue gak bisa tidur. kalo gak suka dan ngerasa kesel baca ini yah gak usah dibaca. toh ini blog pribadi gue, jadi apapun isinya ini ya ini hak gue. gak suka yah jangan dibaca.

terima kasih buat semuanya. buat cinta, luka, bahagia, tawa, tangis, dan ilmu yang udah dikasih. gomawo :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar